Pesona kemegahan kebudayaan Minangkabau di tunjukan dari Istana Pagaruyung yang merupakan salah satu penyebaran kebudayaan. Terletak di kecamatan Tanjung emas, kota Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar, didirikan pada akhir abad ke-17 dan dijadikan tempat tinggal serta pusat pemerintahan oleh Rajo Tigo Selo / Raja tiga sila yang dipimpin oleh Raja Alam. Indahnya bangunan dengan struktur rumah adat Minangkabau atap Bagonjong disertai bentuk seperti rumah panggung dengan 3 lantai menunjukan bahwa peradaban yang dimiliki kerajaan Pagaruyung cukup besar.
Di Istana Pagaruyung dikelilingi dengan pemandangan yang indah serta nuansa alam perbukitan. Di dalamnya terdapat benda-benda cagar budaya dan sejarah seperti tombak, pedang, pakaian adat, prasasti, dan lain-lain. Salah satu yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan disini terdapatnya jasa sewa pakaian adat minangkabau baik itu pria maupun wanita. Pakaian adat yang merupakan ciri khas masyarakat ini dapat digunakan untuk berfoto dengan latar Istana Pagaruyung. Tentunya ini akan memberikan kesan estetika yang sangat menarik dalam mengenali kebudayaan dan kunjungan wisata di Sumatera Barat.
Istana ini telah menjadi saksi sejarah dalam berulangkali beberapa peristiwa kebakaran. Bangunan ini memang hanya lah replika karena bangunan yang asli telah terbakar habis pada tahun 1804 pada saat perang Padri. Lalu dibangun kembali dan terbakar lagi pada tahun 1966. Setelah itu terjadi kembali kebakaran pada tahun 2007 karena tersambar petir. Walaupun bangunan sudah tidak asli tetapi detail konstruksi dan strukturnya tetap menyerupai aslinya. Salah satu sejarah yang tercatat adalah kunjungan Gubernur Hindia-Belanda Sir Thomas Stamford Raffles ke Pagaruyung pada tahun 1818. Ia mengatakan “Dari reruntuhan kota (Pagaruyung) ini menjadi bukti bahwa di sini pernah berdiri sebuah peradaban Melayu yang luar biasa, menyaingi Jawa…”.