Menengok keindahan danau Maninjau yang merupakan danau vulkanis menawarkan pesona alam dengan kontur perbukitan, lembah, serta udara yang sejuk. Tak akan pernah diragukan keindahannya karena danau ini adalah Jantung bagi kabupaten agam yang dijadikan salah satu spot wisata yang sangat di sukai oleh wisatawan.
Panorama yang ditawarkan sangat menyejukan mata dan hati apalagi kalau dilihat dari Puncak Lawang, pemandangan danau maninjau dari atas. Jika ada yang suka untuk menguji adrenalin biasanya di puncak lawang disediakan wahana olahraga paralayang atau tandem. Bagi siapapun yang ingin mencoba akan dipandu oleh pilotnya.
Danau maninjau terbentuk oleh letusan gunung purba yang bernama gunung Sitinjau pada 52juta tahun yang lalu, sehingga menghasilkan kawah besar dan menjadikannya danau alami. Hal tersebut dikarena kan lokasinya di zona tektonik sesar besar dan menjadikan danau ini menjadi danau terbesar nomor 11 di Indonesia. Sampai sekarang masyarakat menjadikan danau tersebut sebagai sumber mata pencarian seperti pembudidayaan ikan, pencarian langkitang / hewan molusca yang di masak dengan bumbu gulai, serta areal persawahan di pinggir danau.
Tentunya hasil dari letusan purba tersebut akan memberikan kesuburan tanah di sekitar danau. Keindahan danau ini juga menginspirasi beberapa tokoh sastrawan salah satunya adalah Buya Hamka yang menulis buku "Tenggelamnya kapal Van der Wijck" sehingga melambungkan namanya di dunia sastra.